Sebagai sebuah
agama, islam tentu mempunyai dasar atau mempunyai pondasi. Dimana dengan
pondasi atau dasar tersebut islam akan menjadi agama yang kuat dan seseorang
yang menggunakan atau mengamalkan dasar tersebut akan menjadi seorang muslim
yang kuat dalam keislamananya. Karena, kalau kita ibaratkan sebuah bangunan
yang tak mempunyai tihang atau pondasi yang kuat, tentu bangunan itu akan roboh
walaupun hanya disentuh seeokor ayam.
Kemudian, benarkah Aqidah kerangka
dasar yang harus kita jalankan agar kita dapat memperkokoh pondasi kita dalam
beragama islam?
Yang pertama
adalah Aqidah, aqidah menurut Bahasa berarti simpul, ikatan, atau perjanjian
yang kokoh, ya tentunya perjanjian dengan Tuhan kita Alloh SWT karena ketika
kita sudah melakukan perjanjian yang kuat dengan Tuhan kita maka selain kita
yang harus menjaga perjanjian itu, Tuhan kita pun akan membantu kita dalam
menjaga perjanjian itu. Kemudian, Aqidah secara istilah berarti beberapa
kebenaran yang dapat diterima oleh manusia berdasarkan akal, fitrah dan wahyu
yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati dengan keyakinan yang bulat/utuh.
Sebuah keyakinan tentunya harus dipahami terlebih dahulu oleh akal, walaupun
ada beberapa hal dalam islam yang tidak bisa dimengerti oleh akal, seperti
bentuk dan tempat Tuhan kita, karena hal tersebut tidak perlu kita pikirkan
sebab sebelum kita berani memikirkan bagaimana dan dimana dzat Tuhan kita, maka
kita pikirkan dulu ciptaannya, betapa banyak ciptaannya yang sangat luar biasa
yang sebagian belum kita mengerti secara akal.
Aqidah tetntunya
mempunyai ruang lingkup dan ruang lingkup aqidah diantaranya yaitu:
1.
Didasarkan pada keyakinan diri
Ketika kita
meyakini sesuatu tentunya keyakinan itu harus bermula dari kesadaran diri
pribadi, jangan hanya kita meyakini adanya Alloh, tapi itu semuanya hanya
topeng agar kita dapat diakui sebagai orang yang beragama. Agama itu bukan
tempat untuk bermain yang seenaknya kita bisa mengutak-ngatik dan
mempermainkannya seperti politik. Kita harus mempunyai dasar ketika kita
meyakini sesuatu didalam agama, keyakinan yang keluar dari dari diri sendiri,
keyakinan yang timbul karena fitrah yang dimiliki oleh setiap manusia dalam
mempunyai dan meyakini adanya Tuhan.
2.
Sesuai dengan fitrah manusia
Sebaimana telah
disebutkan diatas, kalau kita sebagai manusia tentunya mempunyai fitrah hidup
yang Alloh berikan kepada kita sebagai salah satu pembeda Antara kita dan
mahluk-mahluk lainya. Salah satu fitrah manusia adalah mengakui dan mengetahui
adanya Tuhan, adanya dzat yang menciptakannya. Karena bohong ketika seorang
atheis mengatakan kalau tuhan itu tidak ada, karena ketika dia sedang dalam
kesulitan yang sangat sulit maka secara spontan hati kecilnya pasti akan
menggantungkan dirinya kepada sesuatu yang biasa kita sebut sebagai tuhan.
Intinya, janganlah kita mencedrai fitrah kita dengan pemikiran-pemikiran bodoh
kita, kita harus tau kalau pemikiran kita itu terbatas walaupun manusia adalah
mahluk yang paling sempurna diantara mahluk-mahluk yang lainnya tapi
kesempurnaan itu tentunya dibarengi dengan keterbatasan dan kekurangannya.
3.
Merupakan perjanjian yang kokoh
Bumi ini adalah
salah satu tempat yang sedang kita kunjungi, karena sebagai mahluk kita sudah
dan akan mengunjungi dan menetap ditempat-tempat yang lainnya. Contohnya apa,
sebelum kita lahir kedunia ini maka kita itu hidup didalam Rahim ibu kita dan
sebelum dzat immateri kita atau ruh kita ada di dalam jasad dalam perut ibu
kita maka kita berada di suatu alam yang dinamakan alam ruh, tentu kita tidak
akan ingat karena jangankan mengingat ketika kita sedang dialam ruh, mengingat
kejadian ketika kita kita sedang berumur 2 saja pasti kita sudah pusing untuk
memikirkannya. Ketika kita di alam ruh kita sudah melakukan perjanjian dengan
Tuhan kita Yaitu Alloh SWT, perjanjian seperti apa? Ya tentunya perjanjian
Antara yang menciptakan dan yang diciptakan kita berjanji kalau kita mengakui
adanya tuhan, dan kita berjanji bahwa tuhan itu adalah Alloh SWT. Tapi kenapa
saat ini banyak orang yang tidak bertuhan kepada Alloh SWT. Itu karena ketika
dia lahir orang yang pertama mengajarkan agama kepada dia juga tidak
bertuhankan Alloh SWT dan walaupun kenyataannya seperti itu tapi manusia
dibekali akal dan hati oleh Alloh SWT yang harusnya dengan semua itu kita mampu
berpikir dan menggunakannya dengan baik untuk menemukan kembali perjanjian kita
dengan Tuhan.
4.
Tidak hanya diyakini tapi harus di ucapkan dan
diamalkan
Sebagai seorang
manusia yang mempunyai fitrah dan akal tentu kita sudah memahami ketika kita
meyakini sesuatu tapi tidak ada inprestasi dari keyakinan itu maka itu sama
saja dengan keyakinan yang sia-sia, karena ketika kita meyakini sesuatu maka
kita juga harus mengaplikasikan keyakinan tersebut terhadap perbuatan kita
sehari-hari. Percuma kita yakin adanya Tuhan tapi ahlak kita sehari-hari tidak
mencerminkan adanya tuhan kita tidak mentaati perintahnya dan kita selalu suka
melakukan larangannya. Perbuatan seperti itu hanya akan dilakukan oleh orang-
orang yang tak berakal atau sifat kemanusiaannya belum lengkap. Jadi, ketika
kita mempunyai sebuah keyakinan maka keyakinan itu tidak hanya disimpan didalam
hati, tapi kita jga harus mengeluarkannya dengan mulut dan yang paling penting
adalah kita harus mampu untuk melakukan hal-hal yang mencerminkan kita adalah
manusia yang bertuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar