Menurut pandangan islam manusia itu berarti mahluk ciptaan Alloh SWT yang
mempunyai multi dimensi, baik berupa pisik, emosi, mempunyali keindahan,
mempunyai naluri untuk menyembah tuhannya, di karuniai akal dan kehendakdan
mampu mengenal dirinya. Sedangkan agama berarti ajaran yang berasal dari tuhan/
hasil renungan manusia yang terkanung dalam kitab suci yang berii tuntuntan dan
pedoman hidup bagi manusia yang di wariskan secara turun menurun agar mencapai
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Yang
menjadi pertanyaan, apakah manusia dan agama itu saling berhubungan? Tentu saja
IYA. Sebagai seorang mahluk kita tentu mempuyai sang kholik atau sang pencipta
tidak mungkin kita ada karena dari ketidak adaan, pasti ada dzat yang telah
menciptakan kita. Kemudian, dengan apakah kita bisa mengenal tuhan yang telah
menciptakan kita? Ya tentunya dengan agama yang kita pilih. Karena sebagai
manusia kita memiliki pitrah untuk memiliki keyakinan dan kepercayaan, dan
kitapun telh di takdirkan oleh Alloh SWT untuk memiliki agama. Di dalam surah
Al-araf ayat 172 di katakana yang artinya : “dan
ingatlah ketika tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tukang belakang) anak cucu
adam keturunan mereka dan Alloh mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya
berfirman) bukanlah aku ini tuhanmu? Mereka menjawab betul engkau uhan kami,
kami bersaksi . kami melakukan hal yang demikian itu agar nanti di hari kiamat
kamu tidak mengatakan sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”
Subhanalloh,
ternyata dulu kita puun pernah bersaksi bahwa tuhan kita itu hanya Alloh SWT.
Kita megakuinya dan kita meyakininya. Tapi, kok kenapa sekarang banyak manusia
yang tidak mengakui bahwa tuhannya itu adalah Alloh SWT. Padahal dulu manusiaa
bersaksi bahwa Alloh lah tuhan satu-satunya
yang wajib di sembah. Kawan, ketika kita lahir kita tidak mengetahui
apa-apa dan kita juga tidak ingat apa-apa, setiap bayi yang terlahir di dunia
ini semuanya dalam keadaan suci dan tentang kehidupan bayi tersebut ke depannya
itu tergantung kepada orang tuanya, kalau orang tuanya membawa bayi itu kedalam
agama islam maka bayi itu akan beragama islam, kalau orang tuanya membawa bayi
itu kepada agama hindu maka bayi itu akan beragama hindu. Akan tetapi menjadi
manusia yang beragama itu tidak semudah itu, walaupun orang tua kita membawa
kita kedalam agama islam tapi belum tentu kita
sudah di katakana sebagai seorang muslim. Karena, syarat menjadi seorang
muslim itu adalah membaca dua kalimat syahadat, tai apakah dulu waktu kita
lahir kita mengucaokan kalimat terssebut? Tidak kan..
Membaca
kalimat syahadat bukan berarti hanya membacanya dengan lidah tapi kita juga
harus menerapkannya kedalam kehidupan kita, percuma jikalah seorang manusia
mengaku dirinya muslim tapi kelakuannya seperti bajingan. Ketika, kita
mengatakan “saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Alloh” maka keyakinan itu
harus kita inprestasikan kedalam kehidupan kita, percuma kalau kita mengatakan
kalimat tersebut tapi kita masih suka mempercayai adanya kekuatan yang membuat
lupa kepada Alloh membuat musrik kepada-Nya. Ketika kita membaca kalimat “aku bersaksi
bahwa nabi Muhammad adalah utusan Alloh” maka kita juga harus
menginpretasikannya pula kedalam kehidupan kita, kita harus mengikuti dan
melaksanakan sunnahnya, kita harus mencontoh ahlaknya dan kita harus menjaga
nama baiknya. Begitulah seorang muslim seharusnya, jangan sampai ada kata islam
KTP yang keislamannya hanya dalam KTP saja, sungguh memalukan kalau kita
terus-terusan seperti itu.
Sebagai
manusia kita mempunyai tugas penting di bumi ini, kita mengemban sebuah amanah
dari Alloh SWT. Kita adalah khalifah fil ardi yang seharusnya menjaga dan
mengurus bumi ini buka malah meruksaknya, banyak sekali perbuatan-perbuatan
manusia yang selalu meruksak keseimbangan bumi ini, dan agama tidak membenarkan
perbuatan tersebut. Agama menyuruh kita untu menjaga kelestarian alam ini,
agama mengajarkan kepada kita tatakrama baik tatakrama kita kepada sesame
manusia, kepada Tuhannya dan kepada alam sekitarnya/lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar